Masa Berdiri Kerajaan Demak, Kehidupan Politik Kerajaan Demak, Raja-raja Kerajaan Demak

Jumat, 31 Maret 2017

Peninggalan Kerajaan Demak Beserta Penjelasan dan Gambarnya

Peninggalan Kerajaan Demak Beserta Penjelasan dan Gambarnya - Seperti kita ketahui bersama bahwa Kerajaan Demak adalah Kerajaan Islam pertama di Jawa. Kerajaan Demak sendiri didirikan oleh Raden Patah atas prakarsa dan dukungan penuh dari Walisongo. Walisongo adalah para pendakwah yang menyebarkan agama Islam di Jawa. Dalam perjalanannya, Kerajaan Demak menjadi kerajaan besar dan memiliki pengaruh luas. Sehingga tentu saja keadaan ini membuat daerah kekuasaan Kerajaan Demak semakin luas. Sebagai salah satu kerajaan besar, Demak tentu saja mewariskan beberapa peninggalan Kerajaan Demak yang bisa ditemukan sampai saat ini. Peninggalan Kerajaan Demak ini bukan saja berupa bangunan, namun ada juga yang berupa kebudayaan yang masih dijalankan sampai saat ini.

Peninggalan Kerajaan Demak


Kerajaan Demak sendiri didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1475. Masa berdirinya Kerajaan Demak ini menjadi sebuah tonggak atas pengambil alihan hegemoni Hindu Buddha ke tangan Islam. Sebagai kerajaan besar, kehidupan politik Kerajaan Demak cukup stabil pada masa awal pendiriannya. Kehidupan politik Kerajaan Demak ini semakin stabil tatkala Demak berada pada masa Kejayaan Kerajaan Demak. Sehingga, dengan kondisi yang stabil dan aman ini, maka banyak sekali muncul berbagai karya, baik karya seni maupun karya arsitektur. Nah, karya-karya inilah yang kemudian menjadi bukti sejarah dan peninggalan Kerajaan Demak yang bisa dipelajari sampai saat ini.

Nah, untuk lebih jelasnya mengenai berbagai peninggalan Kerajaan Demak, maka pada kesempatan kali ini kami sampaikan ringkasannya untuk Anda. Perhatikan ulasan mengenai peninggalan Kerajaan Demak di bawah ini.

1. Peninggalan Kerajaan Demak Masjid Agung Demak

peninggalan kerajaan demak
Masjid Agung Demak
Peninggalan Kerajaan Demak yang pertama tentu saja adalah Masjid Agung Demak. Masjid Agung Demak ini merupakan peninggalan Kerajaan Demak yang paling populer dan dikenal oleh pecinta sejarah maupun kalangan umum. Masjid Agung Demak ini sekaligus menjadi bukti sejarah paling otentik bahwa masa kejayaan Kerajaan Demak pada jaman dahulu adalah sebuah kebenaran. Selain itu, Masjid Agung juga menjadi bukti sejarah yang sulit dibantahkan bahwa Kerajaan Demak menjadi pusat dari penyebaran Agama Islam di tanah Jawa pada masa itu. Masjid Agung Demak bukan sekedar masjid biasa, namun memiliki nilai-nilai filosofis yang sangat dalam. Ada berbagai keunikan pada Masjid Demak, terutama pada ukiran-ukiran yang menghiasi Masjid Agung Demak. Ada satu lagi yang paling menyita perhatian, yaitu adanya satu soko guru Masjid Demak yang terbuat dari tatal. Letak Masjid Agung Demak sendiri adalah di Desa Kauman, Demak - Jawa Tengah.

2. Peninggalan Kerajaan Demak Pintu Bledek

Peninggalan Kerajaan Demak
Pintu Bledeg
Pintu Bledek, mungkin peninggalan Kerajaan Demak yang satu ini tidak sepopuler Masjid Agung Demak. Namun Pintu Bledek juga termasuk peninggalan Kerajaan Demak yang cukup fenomenal. Bledek, dalam bahasa Indonesia berarti petir sehingga Pintu Bledek ini memiliki arti pintu petir. Kenapa disebut dengan Pintu Bledek, menurut cerita rakyat yang beredar, Pintu Bledek ini berasal dari petir yang menyambar kemudian berhasil dijinakkan oleh Ki Ageng Selo. Pintu ini kemudian dijadikan pintu utama Masjid Agung Demak yang dibuat oleh Ki Ageng Selo pada tahun 1466. Saat ini, Pintu Bledek tidak lagi difungsikan sebagai pintu utama Masjid Agung Demak, namun disimpan untuk menjadi bukti sejarah Kerajaan Demak.

3. Peninggalan Kerajaan Demak Soko Guru dari Tatal

Peninggalan Kerajaan Demak
Soko Guru Tatal
Salah satu yang paling unik di Masjid Agung Demak adalah keberadaan soko guru dari tatal. Soko guru adalah tiang penyangga bangunan yang biasanya ada empat. Nah, soko guru pada Masjid Agung Demak ini sangat besar mencapai satu meter. Dan, salah satu dari keempat soko guru dari Masjid Agung Demak ini terbuat dari tatal atau potongan kayu tipis sisa kayu yang dibuat bangunan. Menurut cerita, soko dari tatal ini yang membuat adalah Sunan Kalijogo. Pada saat itu, ketiga soko guru sudah siap untuk dipasang, tinggal satu soko lagi yang belum siap padahal bangunan Masjid Demak akan segera didirikan. Kemudian dengan segala daya dan upaya dari Sunan Kalijogo, beliau menyambungkan potongan kayu sisa dari pembuatan tiga soko guru sebelumnya. Alhasil, dalam waktu singkat soko guru dari tatal tersebut menjadi sebuah soko untuk menggnapi soko guru sehingga menjadi empat.

4. Peninggalan Keerajaan Demak berupa Bedug dan Kentongan

peninggalan kerajaan demak
Bedug dan Kentongan
Peninggalan Kerajaan Demak yang satu ini meski berupa benda, namun pada dasarnya adalah sebuah budaya atau tradisi yang berakar dari akulturasi budaya. Bedug dan Kentongan pada masa Kerajaan Demak ini adalah sebagai media untuk memanggil ummat untuk datang ke masjid untuk sholat berjamaah lima waktu. Filosofi kentongan sendiri memiliki bentuk seperti tapal kuda yang memiliki arti bahwa jika kentongan dibunyikan maka warga harus segera datang bersegera seperti layaknya naik kuda. Bedug sendiri pada dasarnya adalah sebuah alat musik untuk kesenian, dan pada waktu itu, oleh Walisongo digunakan sebagai media dakwah untuk menarik masyarakat agar berbondong-bondong datang ke Masjid.

5. Peninggalan Kerajaan Demak berupa Situs Kolam Wudlu

peninggalan kerajaan demak
Situs Kolam Wudlu
Seiring berdirinya Masjid Demak, maka kemudian juga dibangun juga sebuah situs tempat berwudlu. Tempat wudlu ini berupa kolam yang pada waktu tersebut digunakan sebagai tempat berwudlu untuk para santri maupun para musafir yang sedang berkunjung ke Masjid Demak. Namun untuk saat ini, situs kolam berwudlu tersebut tidak digunakan lagi sebagai tempat berwudlu. Saat ini hanya difungsikan sebagai bukti sejarah dan peninggalan kerajaan Demak yang bisa digunakan sebagai pelajaran untuk generasi sekarang.

6. Peninggalan Kerajaan Demak berupa Maksuroh

Maksuroh juga termasuk salah satu peninggalan Kerajaan Demak. Maksuroh sendiri adalah diniding yang berukir kaligrafi tulisan Arab yang menghiasi bangunan Masjid Demak. Maksuroh ini diperkirakan dibuat pada tahun 1866 Masehi, tepatnya pada saat Aryo Purbaningrat menjabat sebagai Adipati Demak. Adapun makna dari maksuroh yang ada pada bangunan Masjid Demak tersebut memiliki makna tentang ke Esa an Allah. Maksuroh ini sangat indah dan bisa menjadikan masyarakat semakin tertarik dan terkesan dengan Masjid Demak.

7. Peninggalan Kerajaan Demak berupa Dampar Kencana

Dampar Kencana adalah sebuah singgasana yang biasa digunakan oleh para sultan pada masa Kerajaan Demak. Meski pada awalnya adalah singgasana Raja, namun dalam perjalanannya kemudian dampar kencana ini dialih fungsikan menjadi mimbar untuk khutbah di Masjid Agung Demak. Dampar Kencana ini sampai saat ini masih ada dan terawat rapi di dalam tempat penyimpanan di dalam Masjid Agung Demak. Dampar Kencana termasuk peninggalan Kerajaan Demak yang masih bisa disaksikan sampai sekarang.

8. Peninggalan Kerajaan Demak Piring Campa

Piring Campa ini adalah peninggalan Kerajaan Demak yang bisa dikatakan sangat berharga. Piring Campa ini adalah piring yang merupakan hadiah dari seorang putri dari Campa yang tak lain adalah Ibu dari Raden Patah sendiri. Jumlah piring Campa ini ada 65 buah, sebagian ada yang dipasang sebagai hiasan dinding masjid, sedangkan sebagian yang lain dipasang di tempat Imam.

Nah teman-teman, itulah sedikit informasi mengenai beberapa peninggalan Kerajaan Demak yang bisa kami sampaikan untuk Anda sekalian. Semoga sedikit informasi mengenai peninggalan Kerajaan Demak di atas bisa menambah pengetahuan dan wawasan kita semua sejarah Kerajaan Demak Bintoro.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Peninggalan Kerajaan Demak Beserta Penjelasan dan Gambarnya

0 komentar:

Posting Komentar